Rabu, 21 Mei 2008

pasangan hidup?

Pernah tidak anda penasaran, mengapa kita sebagai manusia sangat perduli terhadap pasangan hidup? Apalagi sewaktu masa puber, kita mulai lirik-lirik dan bahkan merasa punya pacar merupakan sebuah keharusan. Terlebih lagi, setelah punya pacar, rasanya tidak perduli lagi dengan dunia, semua berbunga-bunga dan indah sekali ;) . Walaupun perang nuklir sedang terjadi, yang penting saling memiliki!

Lalu, kalau sampai putus dengan pacarnya, sebaliknya juga terjadi. Dunia rasanya gelap, mati tidak mau tapi hidup pun tak rela, hati seperti ditusuk-tusuk beribu-ribu pedang rasanya. Bahkan, rasa sakit ini tidak jarang berlangsung berbulan-bulan, atau bahkan lebih, kalau mau diingat-ingat lagi.

Kalau mau diadakan survey di dalam masalah pasangan hidup, saya yakin bahwa hampir semua orang akan menempatkan masalah pasangan hidup di dalam prioritas hidup mereka. Dari masalah bagaimana mencari, memilih, dan memiliki pasangan hidup.

Apakah ini hasil dari evolusi? Atau memang ini naluri manusia? Atau memang sudah dari sananya?

Mari, kita lihat kitab Kejadian untuk lihat sejarah, asal-muasal ‘pasangan hidup’:

  1. Ketika Allah menciptakan dunia beserta segala isinya (hari kesatu sampai keenam), Dia selalu berkata bahwa hasil ciptaanNya itu ‘baik’ (Kejadian 1:4, 10, 12, 18, 21, 25 dan 31)
  2. Hanya dalam satu hal saja Allah berkata sesuatu itu tidak baik. Yaitu, waktu Ia melihat bahwa manusia yang diciptakanNya itu sendiri (Kejadian 2:18)
  3. Diciptakanlah perempuan, sebagai ‘penolong yang sepadan’. Sejak ini, Allah menganggap pernikahan adalah hal yang serius, dan mereka menjadi satu daging (asal mula hubungan seksual suami-istri), Kejadian 2:24.

Seperti yang Firman Tuhan katakan, hubungan suami-istri adalah sesuatu yang Tuhan ciptakan, dan merupakan sesuatu hal yang indah (juga hubungan seksual suami-istri)!!!

Wah, pantas saja di kepala kita, dari dahulu, yang dipikirkan bagaimana mencari pasangan hidup! Terlebih lagi, hubungan seksual juga merupakan dari bagian naluri manusia! Masalahnya, kenapa saat ini kenyataannya berbeda? Mengapa sekarang manusia, bahkan sesama suami-istri saling menyakiti? Hubungan seksual juga menjadi disalahgunakan?

Sayangnya, pemberontakan manusia merusak semuanya (bacaan lebih lanjut di tulisan yang sebelumnya)! Jadi, jangan heran kenapa begini-begitu! Sudah diperingatkan dari awalnya kok!!

“Karena itu Allah menyerahkan mereka kepada hawa nafsu yang memalukan, sebab isteri-isteri mereka menggantikan persetubuhan yang wajar dengan yang tak wajar. Demikian juga suami-suami meninggalkan persetubuhan yang wajar dengan isteri mereka dan menyala-nyala dalam berahi mereka seorang terhadap yang lain, sehingga mereka melakukan kemesuman, laki-laki dengan laki-laki, dan karena itu mereka menerima dalam diri mereka balasan yang setimpal untuk kesesatan mereka” Roma 1:26-27

Lalu, apa tujuan menikah di dalam Alkitab setelah pemberontakan manusia ini? Saya undang anda untuk membaca seluruh kitab 1 Korintus 7 tentang hal ini, karena saya tidak bisa mengulasnya lebih jelas lagi!

Satu hal, tidak jarang saya mendengar dari saudara seiman di dalam Kristus yang mengatakan, “Wah, sudah punya calon belum? Kapan menikahnya? Kalau belum, mari saya doakan agar cepat-cepat mendapat jodoh!”. Lho? Tujuan hidup untuk mendapat jodoh atau pasangan hidup begitu? Sekali lagi, mari saya undang anda untuk membaca 1 Korintus 7 ini secara keseluruhan!!!

Kesimpulan: Menikah atau tidak menikah bukanlah pertanyaannya!! Tetapi, bagaimana menjalankan kehidupan saya untuk taat kepadaNya!! Kalau memang bisa single, ya jalanilah hidup itu dengan taat. Kalau tidak bisa, ya menikahlah!

The Holyland

+
FreeGate Tourism - In business since 1982
Home

Specials


Eastern Mediterranean
- Greece
- Turkey
- Israel
- Jordan
- Egypt
- Combo Tours
- Honeymoons
- Cruise Tours

Western Mediterranean

- Italy
- Spain
- Portugal
- Morocco
- Malta
- Combo Tours

Central/Eastern Europe
- Austria
- Bosnia
- Croatia
- Czech Rep.
- Germany
- Hungary
- Poland
- Russia
- Slovenia

Central And South America
- Argentina
- Belize
- Bolivia
- Brazil
- Chile
- Colombia
- Costa Rica
- Ecuador
- El Salvador
- Galapagos
- Guatemala
- Honduras
- Mexico
- Nicaragua
- Panama
- Peru
- Venezuela

The Holyland

Countries Visited: Israel
Cities/ Locations: Tel Aviv, Caesarea, Megiddo, Haifa, Acre, Nazareth, Tiberias, Capernaum, Jerusalem, Massada, Dead Sea

Tour EM28 - 9 Days/ 7 Nights from $ 1,729

Itinerary Hotels Departures Prices FreeGate Tourism 1-800-223-0304
FreeGate Included Features
  • Round trip economy class airfare New York-Tel Aviv-New York
  • 7 nights hotel accommodation in Israel (Tel Aviv 1, Tiberias 2, Jerusalem 4) with breakfast daily
  • 6 days of escorted touring as per itinerary
  • All transfers with assistance and baggage handling
  • Hotel service charges and taxes
  • Sightseeing by airconditioned vehicles and English speaking professional tour guides
  • All entrance fees on included sightseeing
  • Meals as per itinerary: B=breakfast (7)
  • Host service in Israel
  • FreeGate travel bag and document portfolio

Itinerary

DAY 1: USA-TEL AVIV
Depart New York on your overnight transatlantic flight to Tel Aviv with meals on board.

DAY 2: TEL AVIV
Upon arrival at Ben Gurion Airport you will be met, assisted and transferred to your hotel in Tel Aviv.

DAY 3: CAESAREA - MEGIDDO - HAIFA - ACRE (B)
Depart Tel Aviv and drive along the coastal plain to Caesarea, capital of Judea under the Romans. Visit the excavations of the ancient city, the Roman theatre and aqueduct. Continue to Megiddo, identified as the site of Armageddon. Visit the archaeological excavations at Megiddo, including the well-preserved water supply system. Drive to Haifa, visit the Persian Gardens at the Bahai Temple. From Haifa, drive to Acre to visit the ancient city and harbor. Continue to Kibbutz Lavi for dinner and overnight.

DAY 4: TIBERIAS - CAPERNAUM - BANIAS (B)
After a short tour of Tiberias, you will take a boat ride to Capernaum. Visit the remains of the 2nd century synagogue. Proceed to Tabgha, the site of the miracle of fish and loaves, and visit the Church of Multiplication with its 4th century mosaic floor. Continue to Mount of the Beatitudes, the place where Jesus delivered the Sermon on the Mount. Drive to the Banias Spring and Waterfall and tour the Golan Heights. Return to Kibbutz Lavi for dinner and overnight.

DAY 5: NAZARETH - BEIT SHEAN (B)
Moroning drive to Nazareth via Cana of Galilee. In Nazareth, you will visit the Church of the Annunciation, St. Joseph’s Workshop and Mary’s Well. Drive to Beit Shean, a newly excavated city, and visit the Roman theatre. Continue on along the Jordan River to Jerusalem for overnight.

DAY 6: JERUSALEM - OLD CITY (B)
Today you will visit the Old City of Jerusalem, including: Mount of Olives, Church of All Nations, Tomb of David at Mt. Zion, Room of the Last Supper. Enter within the walls of the city and visit the Cardo, Temple Mount (entrance to the mosques not included), Western Wall, Via Dolorosa, The Church of the Holy Sepulchre, Oriental Bazaar. Overnight in Jerusalem.

DAY 7: JERUSALEM - NEW CITY - BETHLEHEM (B)
Visit the Model of Jerusalem during the period of the Second Temple, Yad Vashem Memorial to the Holocaust, Ein Karem and the Church of Visitation, Shrine of the Book at the Israel Museum, which houses the Dead Sea Scrolls. Proceed to Bethlehem (visit subject to availability) to visit the Church of the Nativity. Overnight in Jerusalem.

DAY 8: DEAD SEA - MASSADA (B)
Drive to Qumeran, where the Dead Sea Scrolls where found. Visit the ancient city of Qumeran and drive along the shore of the Dead Sea, the lowest place on earth, to Massada, the last stronghold of the Jews after the destruction of the Second Temple in 70 A.D. Ascend Mt. Massada by cable car and visit the food storeroom, water irrigation system and Herod’s Palace. Return to Jerusalem for overnight.

DAY 9: JERUSALEM-USA (B)
After breakfast transfer to Ben Gurion Airport for your departure flight.

Accommodations VALUE OPTION A OPTION B
TEL AVIV
Grand Beach
TIBERIAS/ GALILEE
Kibbutz Lavi
Lev Wing
Kibbutz Lavi
Lev Wing
Kibbutz Lavi
Hod Wing
JERUSALEM
Grand Court

Departure Dates & Prices

OUR RATES INCLUDE AIRLINE FUEL SURCHARGES OF $200
DEPART USA: Saturday
VALUE
OPTION A
OPTION B
2008 Departures/ prices
Mar 1, 08
1,729
1,789
1,979
Mar 15, 22, 29
1,769
1,849
2,079
Apr 05
1,979
2,059
2,299
Apr 12
2,039
2,129
2,529
Apr 19 2,229 2,379 2,809
Apr 26
2,069
2,209
2,529
May 03
2,069
2,329
2,579
May 10
2,069
2,149
2,379
May 17, 24
2,309
2,389
2,629
May 31
2,309
2,389
2,719
Jun 07, 14, 21, 28
2,329
2,409
2,649
Jul 05, 12, 19, 26
2,329
2,409
2,649
Aug 02, 09, 16, 23, 30
2,369
2,479
2,739
Sep 06
2,369
2,479
2,739
Sep 13, 20, 27
2,129
2,239
2,489
Oct 04
O/R
O/R
O/R
Oct 11
2,229
2,319
2,799
Oct 18
2,109
2,189
2,519
Oct 25
2,069
2,139
2,379
Nov 01, 08, 15, 22, 29
1,819
1,879
2,129
Dec 06, 13
1,819
1,879
2,129
Dec 20, 27
2,069
2,139
2,509
Single room (add)
240
290
390
Triple room (child only)
On Request

Rates are per person in US Dollars, double occupancy, and include airline fuel surcharges. Airfare from New York is included; departures from most USA gateways are available - please inquire. Air taxes & security fees (approx. $145-200) are additional.

BUSINESS CLASS UPGRADE (Transatlantic airfare): $2,649 to $3,189 depending on your travel dates

BRING-YOUR-OWN-AIR: If you buy your own airline tickets, please deduct from above prices:

Jan 1 - Mar 23 2008
$810
Mar 24 - May 15
1,060
May 16 - Sep 6
1,250
Sep 7 - Oct 31
1,060
Nov 1 - Dec 14
810
Dec 15- 31
1,060
Book This Tour

Return to Top

SPECIALS | HOME

©1997-2008 All Rights Reserved.

Tokoh-tokoh Cerdas Dalam Alkitab

Orang sering rancu mempermasalahkan antara bakat, talenta, dan kecerdasan. Lantas dibuat pusing mana yang harus didahulukan. Padahal jelas ada benang merah yang tak dapat dipisahkan. Pertanyaannya bagaimana menemukan, mengembangkan, dan memaksimalkan talenta yang dimiliki setiap orang? Alkitab mencatat banyak kisah bahwa sekecil apa pun sebuah talenta, jika diasah, pasti bisa membawa hidup dalam kemaksimalan.

PROSES MENEMUKAN TALENTA

Tidak semua orang menyadari talenta apa saja yang ia miliki. Musa misalkan. Bahkan ia harus diyakinkan berulang-ulang oleh Tuhan bahwa ia punya kecerdasan interpersonal (kecerdasan memimpin banyak orang) sekalipun agak gagap dan berat lidah. Gideon pun sama. Dia tidak percaya diri, merasa tidak layak melakukan apa-apa hanya karena berasal dari kaum yang terkecil dan juga belum cukup umur (Hak.6:15). Tapi Tuhan tidak salah pilih. Butuh waktu saja untuk Gideon menyadari bahwa ia memiliki talenta.

Petrus juga sebelumnya tidak pernah tahu bahwa ia memiliki kecerdasan interpersonal dan linguistik-verbal (kecerdasan bahasa). Mungkin tak pernah ia sadari bahwa pidatonya bisa membuat 3.000 orang bertobat. Yang ia tahu, ia hanya seorang nelayan. Dan nelayan kerjanya hanyalah menebar jala, menangkap sebanyak mungkin ikan untuk dijual. Itu saja. Tapi Yesus menyadarkan Petrus bahwa ia punya bakat yang perlu digali dan dimaksimalkannya. Bahwa ia bisa menjadi seorang penjala manusia (Luk.5:1–11).

Banyak orang tidak menyadari bahwa ia memiliki talenta. Setelah sadar pun, tidak lantas orang mudah percaya diri mengembangkannya. Masa lalu, merasa tidak mampu, dan kurang percaya diri membuat orang harus diyakinkan berulang-ulang bahwa ia bisa meraih potensi maksimal dengan mengembangkan dan memaksimalkan talentanya. Terbukti, ketiga tokoh yang awalnya tidak percaya diri ini, toh akhirnya menjadi orang-orang yang menghasilkan karya besar. Musa dikenal sebagai seorang pemimpin besar dalam sejarah. Gideon dipakai Tuhan untuk menaklukkan raja-raja orang Midian—musuh yang sudah menindas Israel 7 tahun lamanya. Dan Petrus? Kisah Rasul mencatat bagaimana ia mampu menjadi pemimpin besar di gereja mula-mula.

TALENTA: SATU ATAU LIMA SAMA SAJA

Bayangkan kalau seorang Franky Sihombing (yang jelas-jelas punya bakat musik) menjadi pelukis! Bisakah dia? Tentu saja bisa. Tapi hasilnya tentu kalah jauh dibandingkan Affandi misalkan, yang sudah punya bakat itu sejak lahir. Atau bayangkan jika Tukul Arwana menjadi pedangdut? Tentu saja dengan ekstra kerja keras dia bisa menyanyi dangdut tapi tidak akan pernah melebihi seorang Inul yang secara bakat mudah menguasai cengkok lagu dangdut. Bahkan bisa jadi dia tidak akan menjadi Tukul yang dikenal sebagai pelawak sekaligus presenter laris. Dalam beberapa kasus, Tuhan sengaja menaruh satu bakat khusus dalam diri seseorang. Hanya satu! Tapi dengan satu bakat itu pun, Tuhan bisa pakai dengan luar biasa. Hiram contohnya (1 Raj.7:14-45). Ia tidak dikenal punya bakat lain selain kecerdasan spasial-visual. Dia tidak cerdas dalam memimpin, juga tidak cerdas dalam berbicara. Hanya satu saja yang dia punya. Tapi dari satu talenta itu saja, Hiram mampu membuat, mendesain, dan menyelesaikan semua perkakas tembaga dalam Bait Suci yang dibangun Salomo. Bezaleel dan Aholiab sama kasusnya (Kel.31:1–11). Mereka tidak punya banyak kecerdasan dan bakat. Mereka hanya punya kecerdasan spasial-visual dan natural. Tapi lewat kecerdasan itu, mereka mampu membuat berbagai benda dari emas, perak dan tembaga. Mereka juga mampu membuat segala perkakas dalam Kemah Pertemuan yang dibangun Musa.

Pada akhirnya kita harus mampu memprioritaskan talenta mana yang me-nonjol untuk kita maksimalkan, bukan malah mencari yang kita tidak punya.

MANUSIA MULTITALENTA

Tak banyak memang orang yang selama hidupnya mampu mengembangkan ragam talenta yang ia miliki. Tapi bukan berarti tidak bisa. Daud adalah sosok manusia multi talenta. Gubahan mazmurnya berjumlah ratusan. Kemahiran jarinya memainkan kecapi (kecerdasan musikal) mampu memesona dan menenangkan jiwa Saul—sang raja. Kecerdasannya menyusun strategi perang (kecerdasan logis matematis dan spasial-visual) berkali-kali terbukti membuat musuh mengibarkan bendera putih. Dalam memahami dan tanggap perasaan orang (kecerdasan interpersonal), Gua Adulam menjadi saksi bisu bagaimana Daud mampu memimpin sekitar 400 orang bermasalah seperti terlibat utang, sakit hati, dan berada dalam kesukaran. Dan untuk menambah daftar panjang kecerdasannya, Daud mampu mengenali dirinya sendiri dengan sangat baik (kecerdasan intrapersonal).

Terbukti ia tak mudah dibuat gentar oleh seorang raksasa sekaligus mudah menerima teguran ketika jatuh dalam dosa. Salomo—manusia seribu istri ini juga tidak biasa. Kecerdasan natu-ralisnya sangat tinggi. Dalam 1 Raja 5:33 dicatat jelas oleh Alkitab bagaimana Salomo mampu bersajak tentang po-hon, burung, binatang melata, ikan, bahkan tentang gunung dan hisop yang tumbuh di bukit batu. Kecerdasan linguistiknya dibuktikan dengan 3.000 amsal. Kecerdasan musiknya pun di atas rata-rata. Ia pencipta lagu yang sangat produktif karena berhasil menggubah 1.005 lagu (1 Raj.4:32). Hikmatnya tak ada yang menandingi bahkan rasa-rasanya tidak ada lagi manusia yang hikmatnya setara dengan Salomo—sampai sekarang.

Nehemia awalnya hanya dike-nal sebagai juru minuman raja. Tapi runtuhnya tembok Yerusalem justru menjadi satu pemicu untuk Nehemia menemukan talenta-talenta yang selama ini belum digali dalam dirinya. Seiring dibangunnya kembali tembok Yerusalem, kecerdasan interpersonal maupun intrapersonal Nehemia diasah dengan maksimal. Kalau saja tidak ada peristiwa itu, bisa jadi Nehemia hanya menganggap dirinya sebagai seorang juru minum raja. Satu atau lima talenta bukanlah tolok ukurnya. Justru lebih pada bagaimana kita mengembangkan dan memaksimalkan seluruh potensi yang Tuhan sudah percayakan dalam diri kita. Punya lima talenta pun, jika tidak dikembangkan, tidak akan membuat hidup kita maksimal.

SETIA DALAM PROSES

Thomas Alfa Edison pernah berkata bahwa sukses itu 1% bakat ditambah 99% keringat. Bakat bawaan orok tidak lantas membuat kita mulus melenggang di “jalan tol” kesuksesan sebesar apa pun bakat tersebut. Tanpa kerja keras, komitmen untuk terus belajar mengembangkan talenta, bakat itu pun tidak akan banyak berguna.

Untuk menggubah seribu lebih lagu, tentu Salomo membutuhkan waktu bertahun-tahun. Untuk membuat Daud mahir dalam strategi perang, itu juga tentu tidak dalam semalam. Dia harus learning by doing di medan perang. Untuk mahir mendesain, memahat, dan membuat barang dari emas atau tembaga, Hiram, Bezaleel maupun Aholiab pasti harus menjalani proses ribuan jam memakai pahatnya sampai titik ia mahir dan terampil. Dan untuk sampai pada mahir khotbah di hadapan ribuan orang, Petrus melatihnya sejak berkomitmen jadi salah satu murid Yesus. Menemukan bakat itu hanyalah poin awal. Tapi kerja keraslah yang membuat hasil akhirnya berbeda. Tuhan sudah memberikan kepada setiap orang—tanpa terkecuali talenta dalam dirinya. Namun, kita juga dituntut untuk mengembangkan dan memaksimalkan-nya. Semua orang bisa meraih keberhasilan dan kebermaknaan hidup asalkan dia tahu bakatnya dan mengembangkannya sampai titik maksimal

Selasa, 20 Mei 2008

kisah para martir di negeri China

Siapa tak kenal negeri China? Di negeri ini bambu bertumbuh dengan suburnya. Tak salah jika China dijuluki negara Tirai Bambu. Selain itu, hanya di China juga binatang Panda bisa beranak pinak sangat ba-nyak. China pun dijuluki Negeri Panda. Di bidang ekonomi, China adalah salah satu macan Asia. Kita tentu sangat familiar dengan produk-produk mereka yang membanjiri pasar kita. Di bidang pertumbuhan penduduk, China mendapat julukan negeri semiliar jiwa. Di bidang pengetahuan, China sudah disegani sejak dahulu kala. Tak heran pepatah Arab mengatakan tuntutlah ilmu sampai ke negeri China.

Sayangnya, China sempat mencatat masa kelam dalam kekristenan. Dulu di China hampir setiap hari orang-orang Kristen dikejar-kejar, diburu-buru dan kalau tertangkap, mereka pasti dicerca, disiksa, dan didera sampai nyawa pun tak bersisa di raga. Akibatnya, orang-orang Kristen di China selalu bersembunyi untuk beribadah. Gua, celah-celah perbukitan dan kadang-kadang ruang bawah tanah menjadi tempat ibadah yang layak untuk mereka. Langkanya Alkitab membuat Alkitab yang ada harus dirobek-robek dan dibagi lembar demi lembar kepada setiap jemaat yang ada. Minggu depannya baru lembar itu ditukarkan dengan saudara seiman yang lain. Tak heran jika banyak orang Kristen di China yang hanya menghapal ayat sepenggal-sepenggal. Karena memang kenyataannya demikian. Dapat selembar halaman Alkitab saja mereka sudah bersorak kegirangan.

Meskipun fakta dan kebenaran tentang penderitaan orang-orang Kristen di sana sudah berlalu bersama waktu, toh kebenaran tak bisa dibungkam. Suatu saat, ia akan bersuara dengan lantang. Inilah beberapa martir dari ribuan martir yang telah membayar China dengan darah dan nyawa mereka.

Ngen Do Man: Pendeta yang ditusuk 13 kali

26 Januari 1991. Tampaknya inilah saat akhir bagi Ngen Do Man merasakan panasnya matahari yang saban hari menyengat ubun-ubun. Siang itu, ia sedang menikmati perjalanan. Siulan kecil keluar dari bibirnya. Ia sedang gembira. Sebentar lagi, ia bertemu saudara-saudara seiman. Ngen Do memang hendak mengajarkan Injil ke sebuah ibadah rumah yang tersembunyi di balik bukit. Bukan sekali ini ia melakukan perjalanan sejauh itu.

Sebagai seorang pendeta dan penginjil, ia tahu negerinya tidaklah ramah. Ia sadar nyawanya bisa terancam kapan saja. Tapi Ngen Do Man tak mau gemetar dalam gentar. Tiga tahun mengikut Kristus bukanlah waktu yang lama. Tapi ia sudah memenangkan 200 jiwa lebih dan membawa mereka hidup dalam pengenalan akan Kristus. Tak heran, Ngen Do di cari-cari dan dikejar laksana buron kelas kakap. Tapi Tuhan begitu murah hati. Tiga tahun dia gesit melarikan diri. Tak sekalipun ketahuan. Tapi misteri ajal, tak satu pun bisa memecahkan. Dalam perjalanannya kali ini, Ngen Do dikepung oleh beberapa orang komunis. Mereka sepertinya sudah mengintai gerak-gerik Ngen Do dengan saksama.

Di pinggir jalan itu, Ngen Do tiba-tiba terkesima. Belasan orang berwajah sangar berdiri tegap dengan senjata tergenggam erat di tangan. Ngen Do tahu waktunya telah tiba. Ia tak melawan sedikit pun. Ia hanya berdoa dalam hatinya. "Tuhan, terima kasih aku boleh mendapatkan kehormatan mati demi memperjuangkan nama-Mu. Ampunilah mereka. Jangan tanggungkan dosa ini kepada mereka." Ngen Do memandang mereka satu per satu. Itulah hari terakhir ia bisa memandang sesamanya. Siang itu di bawah teriknya matahari, Ngen Do diserbu dan disiksa dengan kejam. Tanpa ampun, ia ditusuk 13 kali. Ngen Do tewas seketika, tanpa sempat menyampaikan salam perpisahan kepada istri dan anak perempuannya.

Siao-Mei: Si kecil yang ikut dipenjara

China, 1991. Masa kecil harusnya menjadi masa yang menyenangkan. Masa yang indah untuk dikenang. Tapi hal itu tak berlaku bagi si kecil Siao-Mei. Ia baru berusia 5 tahun. Belum tahu banyak tentang risiko menjadi seorang Kristen di negerinya. Yang ia tahu, ibunya selalu mengajarkan lagu-lagu indah tentang kasih Yesus. Ia tak banyak mengerti mengapa mereka harus berhati-hati jika mau bertemu teman-teman Kristennya. Ia juga tak terlalu paham mengapa ia dan ibunya harus membaca sobekan Kitab Suci dengan sembunyi-sembunyi. Ia juga belum terlalu tahu bahayanya menjadi seorang Kristen di negaranya. Siao-Mei kecil memang tak perlu banyak tahu.

Seperti hari itu. Ia tak tahu mengapa ia dan ibunya digelandang ke sebuah ruang berjeruji besi. Di sana mereka dikurung tak diberi makan. Siao-Mei kecil bertanya pada ibunya. Ibunya diam seribu bahasa. Hanya mengelus-elus punggungnya. Siao-Mei tidak mengerti bahwa Ibunya ditangkap karena menolak menyangkal iman. Yang ia tahu, perutnya sangat lapar. Siao-Mei tidak tahan. Ia menangis sesenggukan.

Kepala penjara yang melihat hal itu mencibir ibu Siao-Mei. "Tidakkah engkau kasihan kepada anakmu? Apa susahnya mengatakan kamu bukan orang Kristen lagi? Kalau kau melakukan hal itu, kau dan anakmu ini akan bebas." Putus asa, ibu Siao-Mei pun setuju menyangkal iman sebagai Kristen agar ia dan anaknya dilepaskan. Syaratnya Ibu Siao-Mei harus berteriak di panggung di hadapan 10.000 orang, "Saya tidak lagi menjadi orang Kristen." Tak berpikir panjang, Ibu Siao-Mei pun melakukannya. Mereka akhirnya diizinkan pulang.

Sesampainya di rumah, Siao-Mei berkata, "Ma, hari ini Yesus tidak senang dengan perbuatanmu." Ibu Siao-Mei berusaha menjelaskan. "Mama melihat kamu menangis di penjara. Mama terpaksa melakukan itu karena Mama sayang padamu. Mama tidak mau melihat kamu menangis, Siao-Mei." Mendengar itu Siao-Mei kecil mendongak kepada ibunya. "Mama, saya berjanji jika kita kembali ke penjara karena Yesus, saya tidak akan menangis lagi." Mendengar hal itu Ibu Siao-Mei kembali bersemangat menginjil. Tak lama kemudian, mereka pun kembali ditangkap dan dipenjara. Namun, kali ini Siao-Mei tidak mau menangis. Ia ingat janjinya kepada ibunya. Entah sampai kapan mereka dipenjara. Tapi tangisan Siao-Mei tak lagi terdengar di sana.

Lai Manping: tewas tak tahan siksaan

Tahun 1994, sebuah gereja rumah di Taoyuan, provinsi Saanxi diserang ketika sedang menjalankan ibadah. Dua orang perempuan muda Kristen tak berhasil melarikan diri. Salah seorang dikenal bernama Lai Manping. Ia baru berusia 20 tahun. Mereka pun dipukul dengan kejam. Mereka ditaruh di atas kompor, dan batu gerinda yang seberat 59kg diletakkan di atas punggung mereka. Lalu mereka dipukuli dengan tongkat. Pakaian mereka dilepas. Dan (maaf) pantat mereka dilecut dengan cambuk yang ujungnya berkait. Segumpal daging terlepas dari pantat mereka. Darah segar langsung mengucur deras.

Tak tahan disiksa dan dipukuli, Manping akhirnya tewas mengenaskan. Kantong kolekte yang berdarah dibuang begitu saja diatas mayatnya. Sementara teman perempuannya yang lain dibawa langsung ke penjara. Setelah para penyik-sanya pergi, diam-diam seorang Kristen yang lain mengambil mayat Manping dan segera menguburkannya tanpa ada upacara apa pun.

Membayar dengan nyawa

Ngen Do Man, Siao-Mei dan Lai Manping hanyalah segelintir orang Kristen yang mengalami penderitaan. Selain mereka, masih ada ratusan bahkan ribuan martir yang juga dibunuh dengan keji di China hanya karena enggan mengingkari iman. Tapi seperti pepatah katakan, semakin dihambat, iman sejatinya semakin bertumbuh pesat. Darah martir itu membawa kebangunan rohani yang spektakuler. Kini, China dikenal sebagai salah satu tempat dimana kekristenan bertumbuh dengan pesat. Sebuah harga yang setimpal dengandarah ribuan martir yang tertumpah untuk membasuh negeri China.









1 comments:

friendzofgod said...

Kisah para martir memang selalu membuat kita mempertanyakan iman kita kembali, seberapa kita setia kepada Tuhan kita. Saya pernah di China dan ikut dalam gereja "ilegal" (menurut hukum disana), dimana saya belajar banyak mengenai kerinduan kita terhadap Tuhan. Ada satu kehausan yang besar yang bisa dirasakan ketika melihat mereka datang ke gereja. Memang setiap tempat punya masalah sendiri2, disini negara kita sendiri kita pernah dihantui dengan pengeboman gereja2, juga kelompok2 yang sangat anti-kristen, masalah SARA, dll. Dimanapun selalu ada orang kristen yang tertindas. Bagian kita untuk berdoa dan melihat perubahan terjadi.

HARI PENGANGKATAN!

Sebab pada waktu tanda diberi, yaitu pada waktu penghulu malaikat berseru dan sangkakala Allah berbunyi maka Tuhan sendiri akan turun dari sorga dan mereka yang mati dalam Kristus akan lebih dahulu bangkit; sesudah itu, kita yang hidup, yang masih tinggal, akan diangkat bersama-sama dengan mereka dalam awan menyongsong Tuhan di angkasa. Demikianlah kita akan selama-lamanya bersama-sama dengan Tuhan. Karena itu hiburkanlah seorang akan yang lain dengan perkataan-perkataan ini (I Tesalonika 4:16-18)


Seberapa dekat hari pengangkatan itu? Inilah pertanyaan orang yang telah terjadi selama beberapa generasi. Murid-murid bertanya kepada Yesus, "Katakanlah kepada kami, bilamanakah itu akan terjadi dan apakah tanda kedatangan-Mu dan tanda kesudahan dunia?" (Matius 24:3).

Pada dua kesempatan yang berbeda Yesus memperingatkan mereka untuk tidak membuat spekulatif tentang waktu yang pasti (Matius 24:36; Kisah Rasul 1:7). Tetapi Ia memberikan kepada mereka sejumlah tanda yang mengindikasikan periode ini. Ia berkata,

"Apabila semuanya itu mulai terjadi, bangkitlah dan angkatlah mukamu, sebab penyelamatanmu sudah dekat." (Lukas 21:28)

Semua tanda yang Kristus berikan kepada kita telah kita lihat sekarang di seluruh dunia. Oleh sebab itu nampaknya kita sedang bergerak menuju akhir dari sejarah dan pengangkatan orang percaya. Di sini ada enam tanda penting yang menunjukkan bahwa kita sudah dekat dengan akhir zaman:


1. Pendirian kembali negara Israel tahun 1948, dan orang-orang Yahudi kembali ke tanah air yang diberikan Tuhan (Lukas 21:24; Matius 24:32-34; Yehezkiel 37:21; 38:8)


2. Munculnya "Pasar Bebas", suatu koalisi bangsa-bangsa Eropa menuju penyatuan (Daniel 2:40-45; Wahyu 17:12).


3. Meningkatnya penganiayaan terhadap orang Kristen dan Yahudi di seluruh dunia (Matius 24:9-10; Yeremia 30:7; Daniel 12:1).


4. Meningkatnya kelaparan, kekacauan ekologi, penyebaran penyakir seperti AIDS, dan meningkatnya sejumlah gempa bumi di seluruh dunia (Matius 24:7).


5. Munculnya penyesatan dalam kekristenan (II Tesalonika 2:3; Matius 24:11-12)


6. Kembalinya kondisi manusia ke kondisi seperti jaman Nuh, sebelum terjadi air bah (Matius 24:37-39).


Rusaknya masyarakat, dan berbagai tanda nubuatan lainnya, secara terus menerus dapat kita lihat dalam berita-berita saat ini, dan bahkan kita alami sendiri dalam hari-hari kita saat ini.

Ketika Billy Graham menerima Congressional Gold Medal dari Konggres Amerika, ia berkata:

Kita adalah masyarakat yang berada di pinggir penghancuran diri sendiri. Budaya kita sarat dengan kriminal dan kekerasan, obat-obatan terlarang, perselisihan ras dan etnis, keluarga berantakan dan korupsi.

Dr. Woodrow Kroll, direktur dari Back To the Bible, menceritakan kepada kita bahwa setiap tahun antara 3,500 sampai 4,000 gereja tutup untuk selamanya di Amerika. Banyak gereja-gereja lain berjuang untuk membuka gereja baru.

Baru-baru ini saya berbicara dengan seorang anak muda dari suku Hmong di Kamboja melalui telepon. Orang-orang dari suku Hmong sedang mengalami kebangunan rohani yang dahsyat di Kamboja dan Vietnam. Tetapi pemuda ini sedang studi di Amerika, di sebuah sekolah tinggi untuk orang timur di negara kami. Ia telah mendengar pembahasan buku saya yang berjudul, Today's Apostasy, di program radio di Minnesota. Ketika ia menelepon saya, ia bertanya tentang buku itu, ia menceritakan kepada saya bahwa ia mengerti bahwa itulah yang salah dengan Amerika, yang banyak orang sebut "Kristen", namun justru kekristenan terlihat sekarat dan mati dibandingkan dengan kebangunan rohani yang ia alami pertama kali di Kamboja. Saya setuju dengannya. Ini adalah zaman kegelapan bagi orang-orang Kristen sejati di berbagai belahan dunia.

Orang-orang Kristen yang sejati di dunia barat mencoba mengajak tetangga dan teman-temannya yang tidak pernah ke gereja untuk datang kebaktian hari minggu. Tetapi itu adalah pekerjaan yang sangat sulit saat ini, karena banyak orang tidak mau mengambil komitmen untuk datang ke gereja setiap minggu. Hal-hal sepele seringkali menjadi sesuatu yang lebih penting dari pada mereka pergi ke gereja.

Saya tidak peduli berapa banyak ayat Alkitab yang anda telah hafal, atau seberapa banyak doa yang engkau telah panjatkan, jika engkau tidak suka datang ke gereja setiap minggu, saya pikir anda belum diselamatkan.

Beberapa minggu yang lalu lebih dari dua puluh enam ribu orang lari setengah telanjang di sepanjang jalan-jalan Los Angeles pada hari ibadah kekristenan, yang disebut hari marathon day. Secara liar neo-pagans (penyembah berhala baru) ini lari di sepanjang jalanan kota kami. Pada waktu itu kami sedang berkumpul di gereja. Hanya sedikit sekali orang-orang Kristen sejati di zaman kegelapan ini.

Apakah ada pengharapan? Apakah ada jalan keluar dari kegelapan? Saya jamin jawabannya "Ya". Ya, ada pengharapan! Tetapi itu bukan untuk setiap orang. Pengharapan kita hanya ada pada Allah yang dapat melakukan: kebangunan rohani, pengangkatan orang Kristen sejati, dan kedatangan Kristus yang kedua kali.

Peristiwa-Peristiwa Pengangkatan

Pikirkan momen penting yang disebut dengan peristiwa "pengangkatan orang percaya" atau "rapture" ini. I Tesalonika 4:16-18 menjelaskan segala sesuatu tentang hal ini.

1. Kristus akan turun dari sorga. Perikop ini mengatakan:

"Tuhan sendiri akan turun dari sorga dan berseru [KJV]…"

2. Tetapi Ia tidak akan menjejakkan kaki di bumi. Perikop ini mengatakan:

"Menyongsong Tuhan di angkasa…"

3. Akan ada suara malaikat berseru dan sangkakala berbunyi pada saat Kristus datang di angkasa:

"Penghulu malaikat berseru dan sangkakala Allah berbunyi…"

4. Orang Kristen sejati yang telah mati akan dibangkitkan dan diangkat ke angkasa (yaitu rapture):

"Dan mereka yang mati di dalam Kristus akan lebih dahulu bangkit…"

5. Selanjutnya orang-orang Kristen sejati yang masih hidup akan diangkat juga, diangkat ke angkasa bertemu dengan Yesus. Perikop ini mengatakan:

"Sesudah itu, kita yang hidup, yang masih tinggal, akan diangkat bersama-sama dengan mereka dalam awan menyongsong Tuhan di angkasa."

Inilah lima kebenaran dahsyat dari hari pengangkatan. Pengharapan orang Kristen sejati adalah pengangkatan orang yang hidup dan mati di dalam Yesus Kristus yang berkata:

"Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu. Sebab Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu. Dan apabila aku telah pergi ke situ dan telah menyediakan tempat bagimu, aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku, supaya di tempat di mana Aku berada, kamupun berada." (Yohanes 14:2-3).

Penghiburan dari Hari Pengangkatan

I Tesalonika 4:18 menyimpulkan dengan berkata:

"Karena itu hiburkanlah seorang akan yang lain dengan perkataan-perkataan ini (I Tesalonika 4:16-18)"

Bagi orang-orang Kristen sejati ada penghiburan besar dalam janji Allah.

Pikirkan, betapa mengerikan kematian orang-orang yang belum diselamatkan. Mereka melihat tubuh orang mati. Mereka berpikir, "Aku tidak akan pernah melihat kekasihku lagi." Hati mereka hancur tak berpengharapan ketika mereka melihat peti mati diturunkan ke liang lahat dan tanah mengubur peti mati itu. Mereka membayangkan tubuhnya sendiri yang akan dikubur juga suatu hari nanti. Mereka dipenuhi ketakutan dan tak berpengharapan. Alkitab menyebut mereka "orang-orang lain yang tidak mempunyai pengharapan" (I Tesalonika 4:13). Alkitab berbicara tentang mereka seperti orang yang "tanpa pengharapan dan tanpa Allah di dalam dunia" (Efesus 2:12).

Bagaimana dengan anda? Apakah anda memiliki pengharapan hidup yang kekal? Apakah anda memiliki jaminan bahwa tubuh mati anda akan dibangkitkan dan berjumpa dengan Kristus di udara?

"Ya, TUHAN, orang-orang-Mu yang mati akan hidup pula, mayat-mayat mereka akan bangkit pula. Hai orang-orang yang sudah dikubur di dalam tanah bangkitlah dan bersorak-sorailah! Sebab embun TUHAN ialah embun terang, dan bumi akan membangkitkan arwah kembali." (Yesaya 26:19).

Hanya Kistus yang dapat memberikan kamu pengharapan akan kebangkitan. Itulah sebabnya mengapa kamu harus datang dan menaruh imanmu sepenuh hati kepadaNya. Menaruh iman kepada Kristus dapat dimulai dengan komitmen menjadi anggota jemaat yang setia yang datang kebaktian setiap minggu. Dan tidak cukup hanya datang sekali saja setiap kalau ada perayaan gereja. Itu tidak akan menolong anda. Anda harus membuat komitmen untuk selalu datang setiap minggu dan tidak akan pernah absen - tidak peduli apa halangannya. Itu adalah satu-satunya hal yang dapat membantu kamu untuk sungguh-sungguh bertobat. Perhatikan baik-baik, jika anda tidak menghadiri dan mendengar pemberitaan Injil di gereja anda tidak mungkin diselamatkan. Anda perlu mendengar Injil sesering mungkin. Itulah alasan utama bahwa anda harus datang ke gereja setiap minggu. Kemudian anda akan mengalami pengalaman yang luar biasa, yaitu anda diselamatkan. Datang ke gereja yang secara setia adalah langkah pertama yang harus diambil.

Periksalah hatimu. Lihatlah betapa hatimu sarat dengan dosa. Jangan dengarkan hatimu sendiri yang penuh dosa dan bencilah pikiran dan perasaanmu yang jahat. Janganlah mengandalkan dirimu sendiri. Berhentilah bergantung pada perasaan dan pikiranmu. Bencilah dosamu.

"Betapa liciknya hati, lebih licik dari segala sesuatu, hatinya sudah membantu: siapakah yang dapat mengetahuinya." (Yeremia 17:9)

Ketahuilah, anda harus menyerahkan diri kepada Yesus Kristus untuk menerima kasih karunia. Ia adalah Anak Allah. Ia mati di atas kayu salib untuk menebus dan menyucikan dosa-dosamu dengan darah-Nya. Dan sekarang ia hidup di sorga, di sebelah kanan Allah. Datanglah kepada Yesus, dan percayalah sepenuh hati kepadanya, dan dosamu akan disucikan. Engkau akan siap menyambut hari pengangkatan!

Peringatan Hari Pengangkatan

Ada lagi suatu peringatan pada hari pengangkatan, dan inilah dia: Jika Kristus datang dan engkau belum diselamatkan, engkau akan ditinggalkan! Dr. Tim LaHaye menulis beberapa buku tentang subyek ini yang berulangkali masuk dalam bestseller New York Times. Banyak orang membaca beberapa seri buku "Left Behind" di Amerika. Akankah engkau ditinggalkan pada waktu hari pengangkatan itu tiba?

Tidak akan ada lagi kegembiraan di dunia setelah hari pengangkatan. Cawan murka Allah akan ditumpahkan ke atas dunia dalam pemberontakannya. Setiap manusia berada di bawah penghukuman. Dunia akan menjadi lebih kacau balau dari sekarang ini. Saya tidak mau ditinggalkan, jika saya adalah anda!

Orang-orang akan mengalami sakit yang tidak dapat disembuhkan. Mereka akan berputar-putar mencari sesuatu untuk dapat diminum, namun air didunia ini telah menjadi racun. Dan banyak lagi kengerian lainnya yang akan datang kemudian setelah hari pengangkatan (band. Wahyu 16:1-21).

Saya tidak mau ada di sini ketika Allah mencurahkan murkaNya untuk menghukum dunia. Saya mau diangkat jika saya adalah anda. Saya mau dosa saya disucikan oleh Darah Kristus sehingga saya pasti pergi ke sorga. Saya harus bersiap-siap menyambut Tuhan sekarang, jika saya adalah anda. Alkitab berkata, "Bersiaplah untuk bertemu dengan Allahmu." (Amos 4:12).

Pertama, jadilah anggota gereja yang setia yang hadir kebaktian setiap minggu. Buatlah itu sekedul terpenting dalam minggumu. Berhentilah bersikap bodoh di hadapan Allah. Ada khotbah Injil setiap minggu di gereja.

Kedua, dengarkan dengan seksama setiap khotbah. Biarkanlah Allah membawa engkau ke dalam pengakuan dosa. Biarkan Ia menunjukkan kepada engkau bahwa sebenarnya engkau belum diselamatkan. Pikirkan tentang bagaimana dosamu telah meracunimu, betapa itu menghancurkan hidupmu, dan betapa itu akan membuat engkau terkutuk selamanya.

Ketiga, pikirkanlah tentang Yesus Kristus. Pikirkan bagaimana Ia dapat menyucikan dosamu dengan DarahNya, dan memberikan kepadamu kehidupan yang sepenuhnya baru dalam sebuah gereja lokal.

Bagaimana Saudara Dapat Menemukan Agama yang Benar?

1. Yesus memulai satu agama Kristen yang sejati. Jadi dewasa ini, hanya boleh ada satu badan, atau kelompok, dari para penyembah yang sejati dari Allah Yehuwa. (Yohanes 4:23, 24; Efesus 4:4, 5) Alkitab mengajarkan bahwa hanya sedikit orang yang berada di jalan yang sempit menuju kehidupan.—Matius 7:13, 14.

2. Alkitab menubuatkan bahwa setelah kematian para rasul, ajaran-ajaran yang salah dan praktek-praktek yang tidak bersifat Kristen perlahan-lahan akan masuk ke dalam sidang Kristen. Orang-orang akan menarik orang-orang yang percaya untuk mengikuti mereka sebaliknya daripada Kristus. (Matius 7:15, 21-23; Kisah 20:29, 30) Itu sebabnya kita melihat begitu banyak agama yang berbeda yang mengaku Kristen. Bagaimana kita dapat mengenali orang Kristen sejati?

3. Tanda yang paling mencolok dari orang Kristen sejati adalah bahwa mereka memiliki kasih yang nyata di antara mereka sendiri. (Yohanes 13:34, 35) Mereka tidak diajar untuk berpikir bahwa mereka lebih baik daripada orang-orang dari ras atau warna kulit lainnya. Mereka juga tidak diajar untuk membenci orang-orang dari negara-negara lain. (Kisah 10:34, 35) Jadi mereka tidak ikut serta dalam peperangan. Orang Kristen sejati memperlakukan satu sama lain sebagai saudara dan saudari.—1 Yohanes 4:20, 21.


Orang Kristen sejati mengasihi satu sama lain, menaruh respek kepada Alkitab, dan memberitakan Kerajaan Allah

4. Tanda lain dari agama yang benar adalah bahwa para anggotanya memiliki respek yang dalam kepada Alkitab. Mereka menerimanya sebagai Firman Allah dan mempercayai apa yang dikatakannya. (Yohanes 17:17; 2 Timotius 3:16, 17) Mereka menganggap Firman Allah lebih penting daripada gagasan atau kebiasaan manusia. (Matius 15:1-3, 7-9) Mereka berupaya hidup sesuai dengan Alkitab dalam kehidupan sehari-hari. Jadi mereka tidak memberitakan satu hal dan kemudian mempraktekkan yang lain.—Titus 1:15, 16.

5. Agama yang benar juga harus menghormati nama Allah. (Matius 6:9) Yesus membuat nama Allah, Yehuwa, diketahui orang-orang lain. Orang Kristen sejati harus melakukan hal yang sama. (Yohanes 17:6, 26; Roma 10:13, 14) Siapakah orang-orang dalam lingkungan masyarakat saudara yang memberi tahu orang-orang lain tentang nama Allah?

6. Orang Kristen sejati harus memberitakan Kerajaan Allah. Yesus berbuat demikian. Ia selalu berbicara tentang Kerajaan. (Lukas 8:1) Ia memerintahkan murid-muridnya untuk mengabarkan berita yang sama ini di seluruh bumi. (Matius 24:14; 28:19, 20) Orang Kristen sejati percaya bahwa hanya Kerajaan Allah yang akan mendatangkan perdamaian dan keamanan yang sejati di bumi ini.—Mazmur 146:3-5.

7. Murid-murid Yesus harus bukan bagian dari dunia yang fasik ini. (Yohanes 17:16) Mereka tidak terlibat dalam urusan politik dunia dan pertikaian sosial. Mereka menghindari tingkah laku, praktek-praktek, dan sikap yang mencelakakan yang umum di dunia. (Yakobus 1:27; 4:4) Dapatkah saudara mengenali suatu kelompok agama dalam lingkungan masyarakat saudara yang memiliki tanda-tanda kekristenan sejati ini?

10 Alasan Percaya Orang Kristen dapat tampak seperti Bukan Kristen

  1. Kekecewaan Terhadap Allah

    Banyak orang Kristen mengatakan melalui tindakan mereka apa yang tidak berani diucapkan oleh mulut mereka. Bahkan ekspresi wajah mereka saja sudah menunjukkan kesuraman dan kebosanan. Perilaku demikian membuat orang sulit percaya bahwa iman mereka betul-betul memberi mereka kepuasan. Bagaimana mungkin orang lain diharapkan percaya kepada Allah yang bahkan tidak memenuhi harapan para pengikut-Nya? Alkitab mengatakan ada pengikut-pengikut Kristus yang tidak otentik. Sekilas mereka terlihat sungguh-sungguh, tetapi kenyataannya tidak (Matius 7:21-23; 13:24-30; 1 Yohanes 2:18-19). Namun adanya penyusup-penyusup yang berpura-pura ini bukanlah realitas satu-satunya. Alkitab tidak menyembunyikan kenyataan bahwa orang yang sungguh-sungguh beriman juga pernah kecewa terhadap Allah. Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru memberikan contoh orang-orang yang putus asa atau bahkan marah kepada Allah karena Dia membiarkan mereka menderita pada saat-saat mereka mengharapkan perlindungan dari Dia (Bilangan 14:1-4; Mazmur 73).

  2. Kebingungan

    Pada saat tertekan, bahkan juga pada waktu makmur, orang Kristen sejati dapat dibingungkan sehingga beralih dari keyakinan bahwa kesejahteraan utama mereka sesungguhnya tidak terletak di tangan orang lain atau keadaan. Karena gangguan dan kebingungan yang terus-menerus muncul, Alkitab menasihati umat Allah untuk senantiasa memperbarui pikiran mereka dengan cara mengingat apa yang telah Allah lakukan untuk mereka (Roma 12:1-2). Kitab Suci mendorong orang-orang percaya untuk memelihara pengharapan dan iman mereka dengan mengasah ingatan mereka tentang apa yang telah mereka ketahui (lihat 2 Petrus 1:1-15). Alasannya jelas. Terkikisnya ingatan seringkali merusak karakter dan perilaku Kristiani (Ulangan 6:10-12).

  3. Hubungan Yang Berbahaya

    Yesus dikenal dari orang-orang yang berkumpul dengan-Nya. Dia makan dan minum dengan orang-orang yang dijauhi oleh para pemimpin agama. Tetapi Yesus makan dan minum dengan orang-orang demikian bukanlah karena Dia tertarik mengikuti cara hidup mereka. Dia melakukan hal itu untuk menjadi teman terbaik yang dapat dimiliki oleh seorang pendosa. Bila dilandasi oleh motivasi yang salah, hubungan seperti yang dilakukan oleh Yesus dapat menjadi sangat berbahaya. Tanpa tujuan-tujuan-Nya yang kuat dan penuh kasih, tuduhan bahwa Dia adalah "sahabat orang berdosa" akan mempunyai efek yang jauh lebih merusak. Rasul-Nya sendiri, yakni Paulus, menulis mengenai hal tersebut: "Janganlah kamu sesat: Pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik. Sadarlah kembali sebaik-baiknya dan jangan berbuat dosa lagi," (1 Korintus 15:33-34). Bahkan Raja Salomo yang bijaksana membayar mahal untuk hubungan yang terlarang itu (I Raja-raja 11:1-13). Kekalutan yang dia alami membuat dia bertindak seperti seorang yang tidak pernah mengenal Allah (Pengkotbah 1-12).

  4. Kebiasaan-Kebiasaan Lama Yang Tidak Berubah

    Seorang Kristen sejati bisa saja telah mengambil keputusan-keputusan iman yang mengubah cara mereka berpikir tentang Allah dan tentang diri mereka, tetapi mereka belum dapat mengatasi pergumulan dengan egoisme mereka. Secara moral mereka juga tidak lebih baik dari orang non-Kristen. Kecenderungan mereka untuk cinta-diri tak berubah sedikit pun (Roma 7:14-25). Nafsu-nafsu yang menarik mereka kepada perbuatan duniawi hampir sepasti gaya gravitasi. Bila orang Kristen sejati tidak lagi hidup di bawah pimpinan Roh Kudus dan Firman Allah (Galatia 5:16-26), maka segera mereka akan kembali hidup mementingkan diri sendiri, seperti halnya layang-layang yang jatuh ke bumi karena terhentinya tiupan angin.

  5. Mengandalkan Diri

    Allah meminta umat-Nya untuk mempercayai-Nya sesuai dengan cara-cara yang Dia tetapkan, bukan sesuai kemauan mereka. Dia menasihati mereka untuk tidak bergantung pada pengertian mereka sendiri, tetapi menggunakan pertimbangan dan pemikiran terbaik mereka untuk bersandar kepada Dia. Dia mengundang anak-anak-Nya untuk membiarkan Dia hidup di dalam mereka. Mereka yang melupakan prinsip hidup bersandar pada Allah seringkali masih menganggap diri mereka adalah orang Kristen sejati. Bahkan murid-murid Kristus pun belajar dengan cara menyakitkan tentang bahaya bersandar pada diri sendiri. Pada malam ketika Yesus ditangkap, Petrus, seorang murid yang paling dekat dengan-Nya dan seorang nelayan yang paling keras kepala, mengumumkan bahwa dia siap mengikuti Guru-Nya menuju penjara atau pun kematian (Lukas 22:33). Tetapi hanya dalam beberapa jam kemudian dia berkali-kali menyangkal bahwa dia pernah mengenal Yesus orang Galilea itu. Keyakinan dirinya yang keliru itu dicatat sebagai peringatan bagi kita.

  6. Tidak Berdoa

    Orang Kristen yang berpura-pura biasanya terkenal munafik di dalam doa-doa mereka (Matius 6:5-8). Orang Kristen sejati menggunakan doa bukan untuk membuat orang lain terkesan tapi sebagai cara yang tulus untuk berterima kasih, mengakui dosa, dan meminta tuntunan dan pertolongan. Mereka tahu bahwa berdoa adalah syarat mutlak bagi siapa pun yang ingin bertumbuh dalam hubungan pribadi dengan Allah. Bila para pengikut Kristus tidak memperlihatkan ketergantungan di dalam doa, maka mereka akan bertindak persis seperti orang-orang lainnya (Yakobus 4:1-6). Yesus memperingatkan murid-murid-Nya mengenai kemungkinan terjadinya hal ini pada malam ketika Dia ditangkap. Di sela-sela pergumulan doa-Nya, Dia berkata kepada mereka, "Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan: roh memang penurut, tetapi daging lemah," (Matius 26:41).

  7. Kecerobohan

    Raja Daud adalah seorang yang mempunyai iman sejati. Karena dia mencintai hukum-hukum Allah, maka dia berketetapan hati untuk menghindari kegagalan moral dan rohani (Mazmur 1; 119:11). Alkitab sendiri mengakui bahwa dia adalah seorang yang berkenan di hati Allah (Kisah Para Rasul 13:22). Tetapi catatan kerohaniannya yang gemilang tersebut tidaklah dapat mencegah Daud menjadi seorang penzinah dan pembunuh. Suatu malam, ketika orang-orang pergi berperang untuknya, dan ketika dia berdiri di atas sotoh rumahnya yang aman, dia menggunakan kekuasaan jabatannya untuk mengambil istri orang lain. Dalam kejatuhan tersebut, Daud belajar makna pernyataan ini: "Sebab itu siapa yang menyangka, bahwa ia teguh berdiri, hati-hatilah supaya ia jangan jatuh," (1 Korintus 10:12).

  8. Hati Yang Tidak Teruji

    Sebagai pengajar hati manusia, Yesus mengingatkan kita bahwa motivasi yang tidak diuji dapat menimbulkan aneka bentuk penipuan diri sendiri. Nabi Yeremia juga mengakui bahaya dari "kegelapan batiniah" ketika dia menulis: "Betapa liciknya hati, lebih licik dari segala sesuatu, hatinya sudah membatu: siapakah yang dapat mengetahuinya?" (Yeremia 17:9). Psikologi modern memperlihatkan kecenderungan kita untuk menghindari rasa sakit emosional dengan pelbagai cara pengalihan dan penyangkalan. Psikologi juga mencatat kebiasaan-kebiasaan hati kita yang mencoba menumpulkan rasa sakit yang ditimbulkan oleh perasaan bersalah yang nyata maupun yang palsu. Bagaimanapun, ilmu jiwa tidak dapat mengubah hati kita. Kita semua punya alasan untuk bergabung dengan Raja Daud dalam doanya, "Selidikilah aku, ya Allah, dan kenallah hatiku, ujilah aku dan kenallah pikiran-pikiranku; lihatlah, apakah jalanku serong, dan tuntunlah aku di jalan yang kekal," (Mazmur 139: 23-24).

  9. Musuh Yang Tidak Tampak

    Murid-murid Kristus mempunyai musuh rohani yang berusaha membingungkan mereka dan mengaburkan pengaruh mereka. Musuh itu sedang berperang untuk melumpuhkan mereka. Banyak orang yang telah menjadi korban. Tak terhitung jumlah orang-orang Kristen sejati yang dibuat tidak efektif oleh musuh tersebut yang jauh lebih halus dan pintar dari yang mereka kira. Memang dia tidak dapat membuat orang-orang Kristen melakukan dosa, tetapi dia dan antek-anteknya terus-menerus mencari kelemahan-kelemahan yang dapat dia jadikan sebagai jalan masuk ke dalam kehidupan orang-orang Kristen sejati (Efesus 4:27; 6:10-20). Seperti binatang pemangsa, dia berkeliling mencari korban-korban yang mudah diserang (1 Petrus 5:8).

  10. Kurangnya Rasa Tanggung Jawab

    Seseorang tidak mungkin bertumbuh menjadi dewasa rohani dengan hanya melakukan apa yang alamiah. Mereka pun tidak akan menjadi semakin serupa dengan Kristus bila mereka dibiarkan berupaya sendiri. Bahkan orang Kristen terkuat sekalipun tidak mungkin dapat menjalankan hidup kekristenannya sendirian. Yesus memberi perintah kepada murid-murid-Nya bukan saja untuk menobatkan orang-orang, tetapi juga untuk mendidik mereka agar hidup sesuai dengan kehendak-Nya (Matius 28:19-20). Rasul Paulus menyamakan para pengikut Kristus dengan tubuh manusia yang anggota-anggotanya saling tergantung satu sama lain (1 Korintus 12). Memang saat ini banyak orang senang mengembangkan semangat kemandirian, tetapi sikap demikian tidaklah mencerminkan maksud Kristus yang sesungguhnya bagi gereja-Nya. Kristus memanggil orang bukan hanya untuk datang kepada-Nya, tetapi juga kepada satu sama lain.

    ANDA TIDAK SENDIRIAN jika anda meragukan kemurnian orang-orang gereja yang tidak bertindak seperti pengikut-pengikut Kristus. Namun adalah keliru bila kita menganggap bahwa mereka yang mengaku diri Kristen adalah Kristen palsu hanya karena tingkah-laku mereka saat ini tidak sesuai dengan kepercayaan mereka.

    Berita baiknya adalah bahwa Allah menyelamatkan manusia berdasarkan kasih karunia (kebaikan yang tidak layak kita terima) melalui kepercayaan kepada Anak-Nya (Efesus 2:8-10). Memang tidak ada alasan apa pun yang dapat membenarkan orang Kristen sejati untuk hidup di dalam dosa, tetapi fakta bahwa Allah menyelamatkan manusia yang berdosa melawan Dia, sebelum dan sesudah mereka percaya kepada Anak-Nya, adalah suatu kabar baik bagi kita semua. Jika Allah dapat menyelamatkan orang-orang demikian, Dia dapat menyelamatkan kita pula. Dia menawarkan pengampunan dosa dan kehidupan kekal kepada semua orang yang mau mengakui betapa salahnya mereka telah hidup terpisah dari Dia. Dia menawarkan surga bagi semua orang yang mau percaya bahwa Kristus telah mati bagi dosa-dosa mereka, dan bahwa Dia telah bangkit dari kematian untuk hidup di dalam siapa pun yang percaya kepadaNya (Roma 4:5).